[ K-Drama Review ] Queen’s Classroom : Menjadi Guru itu Tidak Mudah

Beberapa minggu yang lalu, Kakak saya memperkenalkan saya kepada sebuah Drama Korea yang berjudul “Queen’s Classroom”. Queen’s Clasroom adalah sebuah remake dari drama Jepang yang mempunyai judul “Joo no Kyoshitsu ( Queen of the Clasroom ) ” . Queen’s Classroom bercerita mengenai seorang guru yang mengajar siswa kelas 6 SD dengan metode yang berbeda dari yang digunakan oleh kebanyakan guru. Walau dari luar ia terlihat seperti orang yang jahat, namun sesungguhnya ia adalah seoran guru yang sangat memperhatikan muridnya.

Oh Dong Goo - Shim Ha Na - Eun Bo mi - Kim Seo Hyun
Oh Dong Goo – Shim Ha Na – Eun Bo mi – Kim Seo Hyun


Cerita Queen’s Classroom berawal dengan naiknya Shim Ha-Na ( Kim-Hyang GI ) ke kelas  6 SD dimana disana ia memilik seorang homeroom teacher yang bernama, Ma Yeo-Jin (Ko Hyun-Jung)  atau yang biasa dipanggil dengan Teacher Ma. Teacher Ma mempunyai sebutan khusus di kalangan muridnya, Witch, dikarenakan gaya mengajarnya yang sangat disiplin, suka menghukum, banyak tugas ditambah lagi dengan pakaiannya yang serba hitam.

Do you think I brought you to our school because I agree with your teaching style and principles?
No.
I believe in youon only one thing.
That you sincerely love the kidsmore than any other teacher I know.
– Yong Hyun-Ja

Dalam film ini terdapat 4 tokoh utama dari kalangan para murid. Tokoh utama yang pertama yakni Shim Ha-Na, seorang gadis periang yang percaya bahwa persahabatan adalah hal utama yang harus dipertahankan, meskipun seringkali ia dihianati oleh teman-temannua. Tokoh utama yang kedua yakni Oh Dong-Goo ( Cheon Bo-Keun )  , seorang bocah laki-laki yang sangat hobby bermain, namun dibalik hal tersebut ia adalah seorang anak yang setia terhadap pertemanan dan cukup dewasa. Tokoh ketiga adalah Kim Seo-Hyun ( Kim Sae-Ron ) , seorang gadis cilik dengan tingkat kejeniusan yang tinggi dan memiliki sifat yang sangat dewasa. Tokoh terakhir adalah Eun Bo-Mi ( Sheo Shin-Ae ), seorang gadis cilik yang walaupun tidak pandai dalam kebanyakan mata pelajaran, namun dalam soal menggambar ia adalah orang yang dapat diandalkan.

Teacher Ma
Teacher Ma
Lucu sih anak-anak ini ~

Dalam 16 episode yang dimilikinya, film ini menggambarkan hampir setiap karakter yang terdapat disebuah kelas, baik katakter murid, karakter orang tua, karakter guru. maupun karakter permasalahan yang muncul di kelas. Semua hal tersebut dimunculkan dengan apik dan dengan solusi pendekatan yang berbeda dari yang dilakukan oleh kebanyakan guru yang saya kenal. FIlm ini memberikan sebuah pandangan lain tentang cara yang bisa dilakukan untuk mendidik seorang murid, walaupun seperti yang dikatakan oleh Yong Hyun-Ja, Kepala Sekolah dalam film ini, seorang guru akan menemukan jalannya masing-masing dalam mendidik seorang anaknya.

Ibu Guru dan murid-muridnya

Banyak hal yang bisa saya pelajari dari menonton film ini, apalagi bagi seorang guru. Teacher Ma menunjukkan bagaimana cara menjadi seorang guru yang baik, walaupun dalam film ini ia mengatakan bahwa ia tidak tahu guru yang baik itu yang seperti apa. Teacher Ma mengetahui secara detail karakter dan background dari setiap murid yang menjadi tanggung jawabnya di kelas, semenjak hari pertama. Selain itu, ia juga memiliki laporan perkembangan setiap muridnya yang ia tulis setiap hari setelah kelas berakhir. Hal ini benar-benar membuat saya takjub, karena saya baru menyadari bahwa memang seperti itulah seharusnya seorang guru. Tugas Guru bukan hanya membuat muridnya pintar, tapi tugasnya adalah membimbing muridnya untuk menemukan jalan yang benar.

The teacher is only a guide. The kids who found out their own paths
– Teacher Ma

Jika anda masih bingung mengapa saat ini anda harus belajar, maka Teacher Ma memiliki jawaban yang anda butuhkan.

When a child is just born, It will be faced with all sorts of interesting stuff in this world. Who is this person holding me in her arms? What are those things glittering in front of my eyes? As the child starts to learn everything one by one, the child will learn how to say, “Mommy.”, and start learning to play with toys. This process of learning and figuring out is the studying. Studying is not only in textbooks. Studying is also not for taking tests. Pure curiosity about the world, that every human has, the process of resolving that curiosity,is what studying is. So, a good college or a good job  cannot be the purpose of studying. Exams and scores also cannot be the only result of studying. You dumb kids may think that studying is an obligation you don’t like to do, but studying is the highest privilege only humans are entitled to.
– Teacher Ma

Walaupun Queen’s Classroom memberikan sebuah contoh yang sangat bagus mengenai bagaimana seorang guru seharusnya mengajar, namun apa yang dilakukan oleh Teacher Ma tidak bisa dilakukan sepenuhnya di Indonesia. Hal pertama yang menjadi alasan adalah dikarenakan sistem pendidikan Korea yang hanya memberikan 1 orang guru untuk setiap kelas. Hal ini menjadikan guru tersebut mempunyai waktu yang banyak untuk mengenal setiap muridnya dan membrikan perhatian yang penuh kepada setiap murid. Sistem ini tidak terjadi di Indonesia dimana setiap guru tidak bertanggung jawab atas kelas, melainkan atas sebuah mata pelajaran. Mungkin kalau disamakan, apa yang dilakukan oleh Teacher Ma kurang lebih sama seperti tugas Wali Kelas, namun Wali Kelas mempunyai waktu yang jauh lebih sedikit untuk mengenal murid-muridnya.

Hal lain yang menjadi perhatian saya adalah saya merasa bahwa pada film ini anak=anak yang diajarkan oleh Teacher Ma cenderung memlliki karakter yang sudah dewasa. Entah karena budaya atau apa, saya melihat bahwa siswa SD di Indonesia tidak akan menyelesaikan permasalahan seperti yang dilakukan oleh Shim Ha-Na dll,  tingkat kedewasaan yang ditunjukkan oleh Shim Ha-Na begitu jauh dibandingkan siswa di Indonesia .Saya justru sangat merasakan bahwa apa yang dilakukan oleh Shim Ha-Na dkk sama persis dengan apa yang dilakkan oleh mahasiswa ITB ketika sedang di osjur. Mendapatkan permasalahan dari senior dan mendiskusikan secara bersama untuk mencari solusinya.

Queen’s Classroom adalah salah satu contoh dari drama yang memberikan banyak pelajaran bagi saya, bukan tipe drama romantic yang kebanyakan ditawarkan oleh K-Drama. TIpe drama ini bisa disamakan dengan film 3 Idiots, sama-sama membahas tentang pendidikan dan memberikan banyak pelahajaran bagi saya. Well, semoga saja pelajaran yang saya dapatkan di film ini bisa bertahan dalam waktu yang lama. Terima kasih kepada Teacher Ma atas segala pelajaran yang diberikan dan kepada tokoh favorit saya, Kim Seo-Hyun, yang selain cantik dan pintar, juga sangat dewasa. ( Rate : 9/10 )

Published by

Ahmad Faiz Nasshor

A digital marketing enthusiast who loves writing about his beautiful religion and random thouhgts. Currently work at NoLimit ID as Senior Analyst. Always curious to learn new things and the last thing that interest him is cooking. Why not ?

2 thoughts on “[ K-Drama Review ] Queen’s Classroom : Menjadi Guru itu Tidak Mudah”

Leave a comment